Aku tidak ingin melepaskan ini berlalu dariku

Posted by

Pintu terbuka. Seseorang mengucapkan salam. Dan dari suaranya aku tahu suamiku datang. Aku menjawabnya dengan lirih. Dan setelah dia mengucap salam, mendekat dan mencium keningku, dia tersenyum padaku. Aku diam saja.

"Dek, mas tahu kamu lapar. Nih, mas bawakan makanan kesukaanmu," Ucap suamiku sambil mengeluarkan sesuatu dari suara gemeresek bungkus plastik di tangannya. Lalu hidungku mencium bau nasi bebek goreng dari warung langganan kesukaanku. Dia mendekatkan bungkusan di tangannya lalu kuraih dengan tanganku. Kulit telapak tangan kami bersentuhan. Aku masih diam. Kedua mataku tertutup perban. Kedua kakiku diam tak bergerak dibalut gips dan tetap terbaring di ranjang bersprei putih. Aku terkurung bilik sebuah rumah sakit.

Dan perlahan suamiku membuka bungkusan itu lalu sesendok makanan kesukaanku disuapkan suamiku kepadaku. Dia seperti tidak mau tahu atau entah tidak ingat entah mungkin tidak peduli dengan yang telah terjadi, bahwa diriku, istrinya yang begitu dicintainya dan baru setahun dinikahinya telah mengalami musibah di jalanan saat berboncengan dengan pria idamanku yang sudah beristri dalam perjalanan menuju ke luar kota untuk berekreasi padahal aku berdusta padanya dengan mengatakan kalau naik bus bersama teman-teman perempuanku. Aku malu.

Lalu tiba-tiba air mataku mengembang dan membasahi perban, menderas dan mengalir di pipiku. Hatiku bergetar beristighfar dan menjerit dalam ketidak berdayaan,

"Ya Allah, ampuni dosa-dosaku selama ini padaMu dan pada dia,

Ya Allah, ampuni kesombongan dan main-main hatiku selama ini,

Ya Allah, kuatkan aku untuk kembali berdiri disisi mahlukMu ini.

Ya Allah, baru kini aku sadari betapa Engkau sangat mencintaiku dengan cara-caraMu meski aku membenci lelaki ini selama ini, aku akan belajar mencintainya. Ampuni salahku Ya Robb..."

Lalu sebuah sapuan lembut di pipiku kurasakan menghapus air mataku. Aku masih menangis. Penuh rasa malu padaMu, pada suamiku dan pada keangkuhanku selama ini.

Dan saat bibirku bergerak ingin mengatakan sesuatu kepadanya, sebuah kecupan dari bibirnya menyentuhnya. Aku mendiam. Suamiku menciumku. Lalu kedua tanganku memeluk lehernya. Aku tidak ingin melepaskan kenikmatan ini berlalu dariku. Aku ingin selamanya seperti ini. Aku bersyukur padaMu Ya Robb.

Cerpen by:
~ Irfan Hidayat 19082012 - @sebab hidup adalah Cinta


Blog, Updated at: Jumat, September 07, 2012

0 comments:

Posting Komentar

Komentar Anda mencerminkan pribadi Anda..