Hidup Itu Perjuangan

Posted by

Di suatu hari seorang pedagang asongan sedang beristirahat di sebuah taman kota. Sambil menikmati semilir angina, matanya tertuju pada selembar daun yang ujungnya terdapat bungkusan kexil yang berwarna putih kecoklat-coklatan. Baru kali ini pemuda itu mengamati secara saerius fenomena kepompong yang waktu didesanya dahulu dapt dijumpai kapan saja.

Sudah sepuluh menit ia mengamati bungkusan kecil yang terus bergerak-gerak itu. Ia piker, alangkah beratnya perjuangan anak kupu-kupuyang berada dalam kepompong itu. Ia membanyangkan, bagaimana kupu-kupu itu harus keluar dari lubang kecil yang besarnya tak melebihi lubang jarum itu?

Tak sabar, dan atas nama rasa “kasihan” pengasong itu akhirnya mengeluarkan gunting kecil di sakunya, lalu memotong ujungnya. Dalam hitunga detik, kupu-kupu itu keluar dari kepompongnya dalam bentuk tubuh gembrotdan dan sayap berkerut. Ia tubggu kupu-kupu itu terbang mengepakkan sayapnya. Tapi harapan tinggal harapan, sang kupu-kupu hanya bisa bergerak-gerak di tanah karena badannya terlalu gemuk dan sayapnya mengkerut, tidak mengembang.

Hidup adalah kerja keras dan perjuanga. Siapapun yang mengharp kesuksesan, harus merasakan terlebih dahulu pahit getirnya perjuangan dan beratnya kerja keras. Yang dimaksud kerja keras bukan sekedar membanting tulang dan memeras keringat, di dalamnya juga terkandung pengertian memeras pikiran dan mengolah perasaan. Potensi fisik, akal, hati, dan ruhani didayagunakan seoptimal mungkin untuk meraih harapan dan cita-cita. Ditambah dengan do’a dan tawakal, insya Allah kesuksesan telah menunggu.

Setiap nak lahir dengan ttesan darah itunya. Itu artinya, setiap anak manusia harus berjuang, bekerja keras, dan mau berkorban. Tidak ada yang gratis, tidak ada yang instant. Hidup kita baru memilki arti jika ada keringat yang kita kucurkan. Ada air mata yang menetes. Jika perlu, ada darah yang keluar.

”Tidak sama antara Mukmin yang duduk-duduk (tidak ikut berperang) sedang ia tidak uzur dengan orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) di jalan Allah dengan harta mereka da jiwanya...” (An Nisa’ : 95)

Dalam kehidupan nyata, betapa banyak kesalahan seperti yang dilakukan oleh pedagang asongan diatas. Masih banyak orang tua yang tidak mau mendidik anaknya kerja keras dan kerja cerdas, tapi berharap anaknya sukses dikemudian hari.

Sudah dapat diduga, apa akibatnya jika ”putra mahkota” diserahi kedudukan yang tinggi di perusahaan atau dilembaga pendidikan atau disebuah organisasi politik massa, semata-mata hanya karena dia adalah putra mahkota. Bukan karena kopetensi, kapasitas, dan kapablitasnya.

Bersyukurlah jika kita saat ini sedang ditempa keadaan, diuji oleh kondisi, dan dipaksa oleh nasib. Saatnya bagi kita untuk membuktikan bahwa janji Allah SWT itu benar. Kita bekerja keras, berjuang, bersungguh-sungguh melakukan perubahan. Pantang mengeluh, pantang putus asa, dan pantang menyerah.

Meta dan morphe, demikian asal kata metamorfosis yang diambil dari bahasa yunani untuk menunjukkan arti perubahan yang terjadi pada seekor kupu-kupu. Suatu perubahan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dari seekor ulat, menjadi kepompong, lalu berubah menjadi kupu-kupu. Perubahan semacam inilah yang dikehendaki oleh islam dengan istilah hijrah. Wallahu alam bishawab.

by.
http://www.abdulqohar.co.cc


Blog, Updated at: Rabu, Mei 26, 2010

0 comments:

Posting Komentar

Komentar Anda mencerminkan pribadi Anda..